Click Here For Free Blog Templates!!!
Blogaholic Designs

Pages

Sunday, June 8, 2014
MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Gaya dan Cara Belajar peserta Didik
Logo_UNS.GIF




















Bab I
Pendahuluan

A.      Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan suatu proses perubahan baik prilaku, pengetahuan dan budaya. Hal ini terkait dengan bagaimana proses interaksi terjalin dengan efektif, saat guru koofratif dengan peserta didik yaitu tidak membeda-bedakan perlakuan. Disamping guru harus bersikap arif, bijaksana dan penuh kasih sayang sebagai landasan dalam mentranformasikan ilmu pengetahuan, sikap dan budaya, bahkan guru dituntut untuk senantiasa mengetahui karakteristik peserta didik di antaranya;
Pertama Baground hight quality personality (latar belakang kualitas perseorangan). Latar belakang inilah yang kemudian peerta didik mempunyai gaya belajar masing-masiang misalnya; 40 jumlah peserta didik pasti memiliki gaya belajar yang berbeda-beda sesuai dengan bakat dan prilaku yang dibawanya.
Kedua Sosial budaya yaitu peranan dan status seseorang tentunya memiliki status social yang heterogen pula seperti halnya; latar belakang keluarga yang termasuk golongan High Class(tinggi), middle class (menengah) dan Law class(umum).
Ketiga Psikologi yaitu factor kejiwaan masing-masing individu tentu mempunyai karakteristi yang berbeda-beda pula dilihat dari segi motivasi, kreativitas dan kemampuan masing-masing peserta didik.
Keempat Antropologi yaitu dilahat dari struktur dan fisik seseorang memiliki cirri khas yang berbeda-beda pula . Keempat factor inilah, gaya belajar peserta didik bersifat heterogen, oleh karena itulah guru harus mampu memahami atas kondisi tersebut di atas sehingga kita dituntut untuk mampu mempersiapkan dan menciptakan suasana yang kondusif dam proses interaksi belajar mengajar.
Salah satu pakar dibidang komunikasi menawarkan konsep gaya seseoarang ini dipengaruhi oleh dua factor Rahmat, J. (1998)Pengantar Psikologi Komunikasi Intra Personal.Bandung: Rosda Karya. Yaitu:
1. Herediter (keturunan) ialah gaya belajar seseorang ditentukan pula oleh factor keturunan sebab factor genetic dapat berpengaruh terhadap keturunan.
2. Lingkungan, yaitu factor yang disebabkan oleh keluarga dan masyarakat.
Kedua factor tersebut, tidak dapat dihilangkan dari gejala yang akan tumbuh pada peserta didik.
B.       Rumusan Masalah
 Dari uraian latar belakang di atas, dapat diambil suatu masalah yang relevan dalam proses interaksi belajar mengajar yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan gaya belajar?.
2. Bagaimana tipe belajar, gaya belajar, gaya belajar efektif, kecenderungan dalam proses pembelajaran dan ketiga gaya belajar dengan karakteristiknya dapat aplikasikan?
3. Bagaimana model pembelaran pada masing-masingtype gaya belajar dan karakteristiknya dapat diimplementasikan dalam proses interkasi belajar mengaja ?.

C.      Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah perkembangan peserta didik. Selain itu tujuan penulisan ini tidak lain :
1.      Mengetahui apa itu gaya dan cara belajar siswa.
2.      Memahami tipe belajar siswa.
3.      Mengetahui cara untuk mengetahui gaya dan cara belajar siswa.















Bab II
Pembahasan
3) Pembelajar Kinestetis
        (a) Para Tipe Kinestis kadang-kadang disebut tipe Taksis atau Fisik. Mereka menyerap informasi dengan bergerak, berbuat, dan menyentuh.
        (b) Para Tipe Kinestis berpikir dengan sangat baik sambil berjalan hilir-mudik. Mereka cenderung sering menggunakan gerakan atau membuat ekspresi wajah yang berlebihan selama percakapan. Mereka dapat mengingat subyek pembelajaran atau lokasi dengan sangat baik setelah mereka mengalami subyek itu.
        (c) Para Tipe Kinestesis cenderung bergantung pada lapangan. Mereka lebih suka belajar dalam lingkungan kontekstual. Kunjungan lapangan, eksperimen langsung, dan aplikasi hidup yang sebenarnya sangatlah penting.
        (d) Para Tipe Kinestis ingin mencoba dulu, baru kemudian membaca apa yang baru saja mereka lakukan. Buku teks dan kuliah hanya membantu sedikit. Selain itu, novel action atau laga memotivasi mereka.
        (e) Seorang Kinestis perlu terlibat secara fisik dalam apa yang mereka pelajari. Kegiatan langsung: membuat model atau contoh, menjalani proses, atau secara fisik memeragakan skenario adalah hal-hal yang membantu pembelajar Kinestesis untuk memperoleh dara yang mereka perlukan.
        (f) Seorang Pembelajar Kinestesis akan lebih memilih memeragakan sesuatu daripada menggambarkanya atau menguraikan secara verbal.
Dari ketiga gaya tersebut beberapa usaha yang dapat dilakukan pendidik dapat ditunjukan pada Gambar di bawah ini.
Gaya Belajar
Gunakan
Visual
          Gerakan tubuh/body language
          Buku, majalah
          Grafik, diagram
          Peta pikiran/mind mapping
          OHP/Komputer
          Poster
          Kolase
          Flow chart
          Highlighting (memberikan warna pada bagian yang dianggap penting)
          Kata-kata kunci yang dipajang di sekeliling kelas
          Tulisan dengan warna yang menarik
          Model/peralatan
Auditori
          Suara yang jelas dengan intonasi yang teparah dan bertenaga
          Membaca dengan keras
          Pembicara tamu
          Sesi tanya jawab
          rekaman ceramah/kuliah
          Diskusi dengan teman
          Belajar dengan mendengarkan ortu
          menyampaikan informasi
          Kuliah
          Permainan peran (role play)
          Teknik Mnemonics
          Musik
          Kerja kelompok
Kinestetik
          Keterlibatan fisik
          Field trip
          Membuat model
          Memainkan peran/skenario
          Highlighting
          Tick It
          Berjalan
          Membuat peta pikiran
          Menggunakan gerakan tubuh untuk menjelaskan sesuatu


b. Pendekatan Multiple Intelliggenses
Dalam beberapa tahun terakhir, profesor pendidikan dari Harvard, Howard Gardner, telah menjadi salah satu dari banyak orang yang memberikan kontribusi penting terhadap pengertian kita tentang kecerdasan manusia. Dia mengembangkan teori kecerdasan majemuk (Multiple Intelliggenses / MI)  yang berbasis pada penelitian neurobiologis, yang menyatakan bahwa otak manusia adalah organ yang sangat kompleks dengan kapasitas yang jauh lebih besar untuk belajar ketimbang saat ini dipakai manusia. Awalnya, Gardner mendefinisikan paling tidak tujuh kecerdasan berbeda yang kesemuanya bekerja sama dalam otak secara terpadu meskipun masing-masing bisa diidentifikasi dan mampu mengalami peningkatan, ( Gardner 1999)
Tujuh kecerdasan asli yang dijelaskan oleh Gardner adalah:
Kecerdasan linguistik(bahasa) : kemampuan membaca dan menulis dengan baik. Orang yang kuat dalam wilayah ini juga memiliki ketrampilan mendengar yang sangat berkembang , perbendaharaan kata yang luas, dan ejaan terasa mudah bagi mereka.
Kecerdasan logika-matematika : kemampuan untuk berpikir, menghitung, dan menangani pemikiran logis. Orang yang kuat dalam wilayah ini sangat mampu menganalisis dan mengklarifikasi informasi, membuat teori, dan menciptakan pola-pola dan hipotesis-hipotesis.
Kecerdasan visual-spasial : kemampuan berpikir dalam gambar dan citra, melihat segala sesuatu dalam keterkaitannya dengan yang lain, mengarahkan, mengambil foto-foto yang bagus , dan merasakan dunia visual dengan tepat. Orang yang kuat dalam wilayah ini sering memiliki ketrampilan melukis dan memahat, bahkan dengan sedikit saja melihat atau tidak sama sekali.
Kecerdasan musikal : kemampuan menyanyi, memainkan alat musik membuat komposisi, mengapresiasi dan menghasilkan irama, titi nada, dan bentuk-bentuk ekspresi musik. Orang yang kuat dalam wilayah ini bisa menyuarakan suatu nada, memiliki telinga musikal yang baik dan peka akan suara-suara sekelilingnya.

Kecerdasan jasmani-kinestetik : kontrol dari gerakan tubuh dan kapasitas untuk menangani objek-objek dengan sangat terampil memungkinkan orang tersebut mengekspresikan diri secara fisik, aktif dalam berolahraga, dam mengetahui berbagai hal melalui tubuh mereka. Gerakan dan kegiatan fisik menjadi sangat penting bagi mereka.
Kecerdasan interpersonal : kemampuan untuk bekerja dan berinteraksi secara peka dengan orang lain, memiliki tanggung jawab sosial dan rasa iba. Orang yang kuat dalam wilayah ini daoat mendengarkan secara efektif, bernegosiasi, menangani konflik, bekerjasama, dan bergaul akrab dengan kelompok-kelompok orang seragam.
Kecerdasan mtrapersonal : kemampuan mengakses dan memahami perasaan terdalam, kelemahan, kekuatan, dan hasrat seseorang, mengingat-ingat pengalaman, memikirkan pemikiran (metakognisi), dan membedakan kondisi-kondisi emosi didalam diri manusia. Orang ini sering kali memiliki pendapat yang kuat dan lebih suka dibiarkan sendiri.
Berdasarkan ketujuh kecerdasan tersebut, maka yang dapat diusahakan pendidik adalah sebagai berikut:
1)      Kecerdasan Linguistik
a.       Kurangi waktu bicara anda dan beri kesempatan lebih banyak untuk murid berbicara
b.      Libatkan diskusi, debat, collaborative learning
c.       Beri kesempatan pada anak untuk menjelaskan pengertiannya dengan menggunakan bahasanya sendiri
d.      Gunakan teknik kata atau kalimat kunci
e.      Ajarkan dan minta anak untuk menyusun presentasi atau makalah
f.        Ajarkan pada anak teknik berbicara dan mendengar yang baik dan benar

2)      Kecerdasan Matematika dan Logika
a.       Jelaskan langkah yang anda gunakan dalam mengajar dan jelaskan mengapa anda menggunakan cara tersebut
b.      Sering-sering menggunakan angka atau permainan yang melibatkan angka
c.       Carilah hubungan antara matematika dan praktek kehidupan sehari-hari
d.      Ajarkan cara melakukan kategorisasi, klarifikasi, prioritas dan ketrampilan memprediksi
e.      Ajarkan metode pemecahan masalah yang dapat digunakan dalam berbagai disiplin ilmu dan keadaan
f.        Promosikan permainan yang melibatkan kemampuan berpikir lateral, misalya dengan memberikan lateral thingking puzzle

3)      Kecerdasan Visual dan Spasial
a.       Gunakan poster atau peta pikiran sebagai referensi
b.      Ganti poster atau peta pikiran secara rutin
c.       Ajarkan cara membuat peta pikiran, poster, flowchart atau grafik untuk melengkapi kemampuan murid dalam mencatat
d.      Gunakan model atau alat peraga
e.      Beri tugas yang melibatkan pembuatan gambar atau poster
f.        Gunakan tubuh anda sebagai alat bantu visual dan spasial dalam menyampaikan materi pembelajaran.

4)      Kecerdasan Musikal
a.       Gunakan musik sebagai tanda waktu untuk mengerjakan tugas, untuk memulai dan mengakhiri sesi pembelajaran, atau mengubah mood untuk meningkatkan energi relaksasi
b.      Gunakan musik untuk mengingat materi
c.       Ajarkan dan tingkatkan ketertarikan murid pada musik melalui pelatihan atau kegiatn ekstrakulikuler
d.      Beri kesempatan kepada murid untuk menceritakan musik kesukaannya, mengapa ia suka pada musik itu dan izinkan ia memainkan atau mendengarkan musik itu dikelas
e.      Bermain dengan musik atau lagu dengan cara mengubah lirik, tempo,nada, volume, keras-lembut, sebagao bagian eksplorasi ke dunia musik.
f.        Memainkan berbagai jenis lagu atau musik dan meminta murid untuk menjelaskan apa yang mereka rasakan.

5)      Kecerdasan Jasmani – Kinestetik
a.       Libatkan fisik secara umum dalam pembelajaran
b.      Lakukan rehearsal melalui gerakan, permainan peran, simulasi, dan kegiatan praktis lainnnya
c.       Berikan rehat fisik secara rutin sambil melakukan permainan, seperti Brain Gym
d.      Beri kesempatan pada murid untuk mengungkapkan pengertiannya dengan membuat atau memanipulasi obyek
e.      Buatlah montase atau mural
f.        Tetapkan target untuk meningkatkan diri dalam bidang olahraga atau kecakapan yang melibatkan kemampuan koordinasi tubuh

6)      Kecerdasan Interpersonal
a.       Kembangakan kerjasama diantara murid
b.      Lakukan pengelompokan secara acak maupun dengan kriteria tertentu
c.       Jelaskan cara anda melakukan pengelompokan dan ragam dari metode pembelajaran yang anda gunakan
d.      Ajarkan pada murid bagaimana bersikap dan bermain dengan rekannya
e.      Tetapkan aturan kelas bersama dengan murid
f.        Tetapkan tujuan pembelajaran dan bekerjasama mencapai tujuan itu

7)      Kecerdasan Intrapersonal
a.       Sediakan waktu yang cukup untuk melakukan refleksi dan berpikir
b.      Bersikap sabar dan menjawab pertanyaan yang bersifat terbuka dan filosofis (membutuhkan jawaban mendalam)
c.       Pelajari filosofi untuk anak-anak dan mulai menggunakannya sebagai tambahan materi pelajaran
d.      Perhatikan dan hargai perasaan dan memotivasi sebagai bagian dari kesempatan berbagi cerita, pengalaman dan kesan
e.      Gunakan peta pikiran dan tembok aspirasi / mural
f.        Gunakan lebel positif untuk setiap anak

8)      Kecerdasan Naturalis
a.       Belajar di alam terbuka
b.      Mempelajari kejadian alam seperti gempa bumi, gunung meletus, hujan dan banjir, pasang surut air laut dan apa implikasinya bagi umat manusia
c.       Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem
d.      Mempelajari pengaruh perbuatan manusia terhadap alam, baik itu pengaruh positif maupun negatif, langsung maupun tidak langsung
e.      Memelihara hewan atau tanaman disekolah/ kelas dan berinteraksi dengan mereka secara rutin
f.        Melakukan perjalanan ke lingkungan, misalnya ke kebun raya atau taman safari

 c. pendekatan berdasarkan wilayah otak
Ada pengaruh dominasi otak kanan dan otak kiri terhadap gaya belajar. Pengaruh ini disebabkan karena fungsi-fungsi dasar yang berbeda dari belahan otak tersebut. Gaya belajar dipengaruhi oleh adanya dominasi otak kiri dan otak kanan. Menurut Barbara Prasgnig (2007) fungsi-fungsi dasar tersebut adalah seperti Gambar 4.2. berikut.
BELAHAN KIRI
BELAHAN KANAN
ANALITIS
Terpecah menjadi detail-detail dan bagian
bagian komponen.
FOKUS
Memusatkan perhatian pada detail kecil.
SERIAL
Auditori. Logika. Bahasa. Matematika.
PANDANGAN UMUM
Melihat seluruh Gambar Besar. Mengaitkan seluruh situasi. Tidak memandang pada detail. Memadukan.
MENYEBAR
Menyebar ke seluruh area yang luas.
COBA
Kontrol dan upaya dalam kesadaran. Ego,
Ekspresi, Perjuangan.
MEMERINCI
Memahami segala sesuatu melalui langkah demi
langkah dan bagian demi bagian.
TEMPORAL
Memerhatikan waktu, meruntut sesuatu satu demi satu.
LOGIS
Menarik kesimpulan berdasarkan logika: yang
satu mengikuti yang lain secara logis misalnya,
sebuah teori matematika atau artikel yang
dikemukakan dengan baik.
SIMULTAN
Relasi spasial. Visual. Irama dan aliran Musik.
REFLEKS
Irsting pertahanan diri, Impuls, Bawah
sadar. Reseptif.
SINTETIS
Menyatukan segala sesuatu bersama-sama untuk
membentuk keseluruhan.
NON-TEMPORAL
Tanpa pengertian waktu.
INTUITIF
Membuat lompatan-lompatan wawasan, sering
didasarkan pada pola-pola yang tidak lengkap,
prasangka, perasaan, atau citra visual.

Berdasarkan penelitian terhadap gaya model belajar dari Dunn dan Dunn telah membuktikan bahwa tipe orang yang memproses dengan otak-kiri lebih menyukai lingkungan belajar dan bekerja yang: sunyi, pencahayaan yang terang, dan dirancang secara formal. Mereka tidak memerlukan makanan camilan, dan bisa belajar atau bekerja dengan kondisi terbaik saat sendiri atau dengan kehadiran figur yang berwenang.
Sebaliknya, kebanyakan tipe orang yang memproses otak-kanan lebih menyukai “pengalihan”, kebisingan atau musik, pencahayaan redup, rancangan informal, makanan camilan, mobilitasdan interaksi dengan rekan lain di tempat kerja atau selama belajar atau ketika sedang berkonsentrasi.
Walaupun demikian, mereka yang mampu mengintregrasikan penggunaaan kedua belahan otak jelas dalam keadaan yang lebih baik karena mereka mampu memanfaatkan fleksibilitas untuk menyesuaikan diri dalam situasi apapun yang memerlukan ketrampilan berpikir secara logis, analitis,  sekuensial (berurutan), atau pendekatan holistis, simultan dan intuitif.

3. Cara belajar yang efektif dan efisien
Keberhasilan sesorang dalam belajar ditentukan oleh bagaimana ketrampilan orang tersebut didalam kegiatan belajarnya. Seorang siswa dalam situasi belajar harus trampil dalam menciptakan suasana yang kondusif untuk pencapaian tujuan belajarnya. Ketrampilan dalam belajar ini menyangkut tentang cara-cara belajar yang efektif dan efisien, sebab banyak siswa gagal dalam belajarnya dikarenakan tidak mengetahui cara yang baik dan tepat untuk belajar. Kegagagalan itu sebenarnya tidak perlu terjadi karena didalam diri siswa terdapat potensi yang mungkin bila dibina akan mendapatkan suatu sukses yang gemilang.
Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif siswa perlu memperhatikan beberapa hal yang sangat berpengaruh.
a. Kondisi Internal
yaitu kondisi yang ada didalam diri individu itu sendiri, misalnya: kesehatannya, ketentramannya, dan sebagainya. Siswa dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan-kebutuhan internalnya dapat dipenuhi. Kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi, antara lain:
1.       Kebutuhan Psysiologis
Yaitu kebutuhan jasmani, misalnya kebutuhan makan. Untuk dapat belajar dengan efektif dan efisien siswa harus sehat jangan sampai sakit yang mengganggu kerja otak yang mengakibatkan terganggunya kondisi dan konsentrasi belajar seseorang.
2.       Kebutuhan akan keamanan
Manusia membutuhkan ketentraman dan keamanan jiwa. Perasaan kecewa, dendam, takut akan kegagalan, ketidakseimbangan mental dan goncangan-goncangan emosi yang lain dapat mengganggu kelancaran belajar seseorang. Oleh karena itu agar cara belajar siswa dapat ditingkatkan kearah efektif maka siswa harus dapat menjaga keseimbangan emosi, sehingga perasaan aman dapat tercapai dan pikiran dapat dipusatkan pada materi yang ingin dicapai.
3.       Kebutuhan akan status
Misalnya keinginan akan keberhasilan.
Tiap orang akan berusaha keinginannya dapat berhasil. Untuk kelancaran belajar, siswa perlu optimis, percaya akan kemampuan diri, dan yakin bahwa ia dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Lagi pula siswa harus yakin bahwa apa yang dipelajari  adalah merupakan hal-hal yang kelak akan berguna bagi dirinya.
4.        Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta
Manusia dalam hidupnya membutuhkan kasih sayang dari orang lain. Disamping itu ia akan merasa bahagia apabila dapat membantu dan memberikan cinta kasih pada orang lain pula. Keinginan untuk diakui sama dengan orang lain merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi. Oleh karena itu belajar dengan cara berkelompok dapat meningkatkan pengetahuan dan ketajaman berpikir. Untuk itu diperlukan berpikir yang terbuka, kerjasama, memilih materi yang tepat, dan ditunjang dengan contoh-contoh nyata.
5.        Kebutuhan self-actualization
Tap orang tentu berusaha untuk memenuhi keinginannya yang dicita-citakannya. Oleh karena itu siswa harus yakin bahwa dengan belajar yang baik akan dapat membantu tercapainya cita-cita yang diinginkannnya.

b. Kondisi Eksternal
        Faktor external antara lain adalah lingkungan fisik. Lingkungan fisik antara lain : Tempat belajar, pencahayaan, suhu dan suara. Pengaturan kondisi external yang efektif adalah yang sesuai dengan kondisi (tipe/gaya) peserta didik. Selain itu para peserta didik perlu diberi bantuan agar mereka dapat belajar secara efektif. Layanan bantuan seyogyanya diberikan kepada para siswa adalah bimbingan belajar. Bimbingan belajar ini meliputi beberapa kegiatan layanan, baik yang bersifat preventif diantaranya dengan pemberian layanan informasi sebagai berikut:
-          Sikap dan kebiasaan belajar yang positif
-          Cara membaca buku yang efektif
-          Cara membuat catatan pelajaran
-          Cara mengikuti kegiatan belajar di dalam dan di luar kelas
-          Cara belajar kelompok
-          Teknik menyusun laporan

CARA MENGECEK GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK

Mengapa ? Karena semua murid berbeda-neda. Mereka belajar dengan cara yang benar-benar berbeda, dan hal ini memiliki efek besar pada tingkat pencapaian dan kepercayaan diri mereka.  Jadi, bagaimana guru dapat mendeteksi gaya belajar siswa sehingga dia dapat bekerja secara efektif ? Setidaknya ada empat cara melakukan hal ini, meskipun saran-saran ini diikuti peringatan kesehatan yang serius.
1.         Melalui pengamatan
Mengamati dengan jadwal merupakan pekerjaan penuh waktu yang membutuhkan konsentrasi total, jadi beri Anda sendiri kesempatan untuk melakukannya dengan baik dengan cara :
a.       Merekam video pelajaran Anda dan menontonnya di rumah.
b.      Mengunjungi kelas target di pelajaran orang lain dimana Anda benar-benar bebas dari tanggung jawab mengajar dan mengatur tingkah laku para peserta didik.

Sebenarnya, satu gambaran akurat tentang gaya belajar siswa akan di dapat hanya melewati waktu yang cukup panjang. Pengamatan yang jarang tidak akan berhasil : ada terlalu banyak variabel yang mengganggu perilaku yang mengindikasi gaya belajar. Tetapi, Anda dapat lewat jalan pintas proses tersebut dengan secara sengaja mengatur siswa Anda dengan serangkaian tugas terbuka yang memungkinkan bermacam-macam respons pribadi. Contohnya :
a.       Jelaskan bagaimana arah jalan dari sekolah ke rumah.
Beberapa siswa akan menggambar peta(visual), lainnya akan menulis serangkaian instruksi(kinestetik), lainnya akan menjelaskan secara lisan dengan banyak gerakan dan isyarat tangan(auditori). yang digerakkan, baterai ?
Beberapa akan melihat buku  (visual), lainnya akan bertanya pada teknisi elektro (auditori), lainnya akan membongkar jam dan mencoba meng
Bagaimana kamu dapat mengetahui cara kerja jam etahuinya sendiri (kinestetik) dan yang lain akan meminta guru menjelaskannya dengan diagram dan komponen (visual dan auditori).

2.         Melalui kuisioner
Kuisioner gaya belajar
Pernyataan yang paling sesuai dengan siswa (Skor 4), cukup sesuai berikutnya Skor 3, kurang sesuai Skor 2, sangat kurang sesuai atau tidak cocok Skor 1.


S
k
o
r

S
k
o
r

S
k
o
r

S
k
o
r
A
Saya suka diberi masalah untuk dipecahkan

Saya suka membicarakan hal-hal melalui orang lain

Saya suka melakukan pekerjaan praktis.

Saya suka
membaca.

B
Saya suka mencari jawaban untuk saya sendiri

Saya banyak menggunakan imajinasi saya

Saya suka
diberi tahu dengan tepat apa yang harus dilakukan

Saya senang
bekerja sendiri

C
C
Saya suka banyak
ide

Saya paham perasaan orang lain

Saya suka melakukan satu langkah pada satu waktu

Saya suka
mengetahui
sesuatu dari buku
dan dumber lain

D
Saya suka mencoba
ide-ide walaupun
 orang
 menganggapnya
aneh

Saya suka drama, seni dan musik.

Saya tidak suka diatur

Saya mempertimbangkan ide-ide berbeda

E
Saya suka mencari tahu cara kerja sesuatu

Saya suka kerja yang menyenangkan

Saya memberi perhatian pada detail

Saya bersemangat melakukan kerja tertulis

F
Saya suka
mempunyai sesuatu untuk menunjukkan usaha saya

Saya suka kerja mengenai orang-orang

Saya suka membetulkan sesuatu

Saya mengorganisir studi dengan hati-hati.


Merah

Biru

Hijau

Kuning






         Merah




       Kuning                                                                                                                                                           Biru





Hijau

Dasar untuk empat kategori muncul dari karya Kolb, McCarthy , Butler dan Gregorc. Riset ini mengungkap ide dasar bahwa ada dua proses mental yang terlibat dalam belajar, satu berkaitan dengan menguasai dan lainnya berkaitan dengan menyortir dan menyimpan data baru.
Jika kedua continuum digabung secara tegak lurus, jadilah empat gaya belajar yang bisa dilakukan.
Merah è fisik, konkret, tidak terstruktur, tidak terbatas, praktis, investigatif.
Biru è punya banyak ide, tidak terstruktur, terbuka, reflektif, kreatif, manusiawi.
Hijau è terstruktur, praktis, dipandu, mengerjakan, tepat.
Kuning è berpikir, terstruktur, akademis, masuk akal, suka riset.














BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Belajar adalah proses aktif dari pelajar menyangkut aktivitas fisik dan mental yang diimbangi dengan perasaan. Kemampuan belajar tiap individu berbeda karena perbedaan faktor hereditas (bakat, tingkat kecerdasan), minat, umur, pengalaman, tingkat pendidikan, keadaan fisik. Belajar dilakukan melalui indera karena indera merupakan pintu masuknya semua rangsangan (stimulus) belajar yang datang kepada seseorang. Semakin banyak indera dilibatkan akan semakin baik hasil belajarnya. Tidak semua peserta didik memproses informasi dengan cara yang sama. Mereka mempunyai gaya dan cara sendiri yang unik. Gaya belajar adalah cara yang paling lebih disukai dalam melakukan kegiatan (belajar), memproses dan mengerti suatu informasi.
Ada tiga pendekatan belajar yaitu: (a) Pendekatan referensi sensoris, yang dibedakab menjadi tiga yaitu; visual, auditif dan kinestetik. (b) pendekatan belajar profil kecerdasan dibedakan menjadi; linguistik,logika matematika, visual spasial, musikal, jasmani-kinestetik, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. (c) Pendekatan berdasarkan dominasi otak kanan dan otak kiri. Dibedakan; dominasi otak kanan dan dominasi otak kiri.
 Pemahaman tentang gaya belajar dan cara belajar sangatlah penting dalam memaksimalkan proses pembelajaran. Usaha yang dapat dilakukan dengan mnggunakan multi media yang bisa mengakses semua indera, melayani semua kebutuhan peserta didik secara individual. Dengan demikian peserta didik dapat belajar secara efektif dan efisien. Disamping gaya dan cara belajar, faktor yang mempengaruhi efisiensi dan efektifitas antara lain keadaan fisik dan psikologis peserta didik. Keadaan fisik menentukan kesiapan untuk belajar misalnya kesehatan, kesegaran, cacat/ tidak keadaan psikologis meliputi semua kebutuhan baik fisik maupun psikologis. Demikian pula lingkungan berpengaruh terhadap proses belajar, misalnya: suasana ruangan, suasana sekolah, tempat pendidikan baik di sekolah maupun diluar sekolah.











DAFTAR PUSTAKA
Adi W Gunawan, Genius Hearning Strategy (2004). Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.
Barbara Prashnig, the power of hearning styled (2007). Bandung. Mizan Pustaka.
Hawari dadang. Al’Quran ilmu kedokteran dan kesehatan jiwa. (1997). Jogjakarta. Dana Bakti Prima Yasa
Hurlock A B. Psikologi Perkembangan (1994). Jakarta. Erlangga.
Kartadinata, Sunaryo. Bimbingan di sekolah dasar, (1998). Bandung Maulana.
Matermis yamin, Sertifikasi proses keguruan di Indonesia (2007), Jakarta. Gareng Persada Press.
Samsunuwiyati Mar’at, Psikologs perkembangan (005), Bandung PT. Remaja Rasdakarya.
Sarlito Wirawan Sarwono. Psikologi perkembangan anak dan remaja (2002). Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.
Umar Tetraraharja & S.L La Sulo, Penghantar pendidikan(2005), Jakarta PT. Asdi Mahasatya.
Ws Sarlito. Penghantar umum psikologis, (1976). Jakarta. Bulan Bundar.





0 comments:

Post a Comment