MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Gaya dan Cara Belajar peserta Didik
Bab I
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang Masalah
Belajar merupakan suatu proses perubahan baik prilaku, pengetahuan dan
budaya. Hal ini terkait dengan bagaimana proses interaksi terjalin dengan
efektif, saat guru koofratif dengan peserta didik yaitu tidak membeda-bedakan
perlakuan. Disamping guru harus bersikap arif, bijaksana dan penuh kasih sayang
sebagai landasan dalam mentranformasikan ilmu pengetahuan, sikap dan budaya,
bahkan guru dituntut untuk senantiasa mengetahui karakteristik peserta didik di
antaranya;
Pertama Baground hight quality personality (latar
belakang kualitas perseorangan). Latar belakang inilah yang kemudian peerta
didik mempunyai gaya belajar masing-masiang misalnya; 40 jumlah peserta didik
pasti memiliki gaya belajar yang berbeda-beda sesuai dengan bakat dan prilaku
yang dibawanya.
Kedua Sosial budaya yaitu peranan dan status seseorang tentunya memiliki
status social yang heterogen pula seperti halnya; latar belakang keluarga yang
termasuk golongan High Class(tinggi), middle class (menengah)
dan Law class(umum).
Ketiga Psikologi yaitu factor kejiwaan masing-masing individu tentu
mempunyai karakteristi yang berbeda-beda pula dilihat dari segi motivasi,
kreativitas dan kemampuan masing-masing peserta didik.
Keempat Antropologi yaitu dilahat dari struktur dan fisik seseorang
memiliki cirri khas yang berbeda-beda pula . Keempat factor inilah, gaya
belajar peserta didik bersifat heterogen, oleh karena itulah guru harus mampu
memahami atas kondisi tersebut di atas sehingga kita dituntut untuk mampu
mempersiapkan dan menciptakan suasana yang kondusif dam proses interaksi
belajar mengajar.
Salah satu pakar dibidang komunikasi menawarkan konsep gaya seseoarang
ini dipengaruhi oleh dua factor Rahmat, J. (1998)Pengantar Psikologi
Komunikasi Intra Personal.Bandung: Rosda Karya. Yaitu:
1. Herediter (keturunan)
ialah gaya belajar seseorang ditentukan pula oleh factor keturunan sebab factor
genetic dapat berpengaruh terhadap keturunan.
2. Lingkungan, yaitu factor yang
disebabkan oleh keluarga dan masyarakat.
Kedua factor tersebut, tidak dapat dihilangkan dari gejala yang akan
tumbuh pada peserta didik.
B.
Rumusan Masalah
Dari uraian
latar belakang di atas, dapat diambil suatu masalah yang relevan dalam proses
interaksi belajar mengajar yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan gaya belajar?.
2. Bagaimana tipe belajar, gaya belajar, gaya belajar efektif,
kecenderungan dalam proses pembelajaran dan ketiga gaya belajar dengan
karakteristiknya dapat aplikasikan?
3. Bagaimana model pembelaran pada masing-masingtype gaya belajar dan
karakteristiknya dapat diimplementasikan dalam proses interkasi belajar mengaja
?.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas kuliah perkembangan peserta didik. Selain itu
tujuan penulisan ini tidak lain :
1.
Mengetahui apa itu gaya dan cara belajar siswa.
2.
Memahami tipe belajar siswa.
3.
Mengetahui cara untuk mengetahui gaya dan cara belajar
siswa.
Bab II
Pembahasan
3) Pembelajar Kinestetis
(a) Para Tipe Kinestis kadang-kadang
disebut tipe Taksis atau Fisik. Mereka menyerap informasi dengan bergerak,
berbuat, dan menyentuh.
(b) Para Tipe Kinestis berpikir dengan
sangat baik sambil berjalan hilir-mudik. Mereka cenderung sering menggunakan
gerakan atau membuat ekspresi wajah yang berlebihan selama percakapan. Mereka
dapat mengingat subyek pembelajaran atau lokasi dengan sangat baik setelah
mereka mengalami subyek itu.
(c) Para Tipe
Kinestesis cenderung bergantung pada lapangan. Mereka lebih suka belajar
dalam lingkungan kontekstual. Kunjungan lapangan, eksperimen langsung, dan
aplikasi hidup yang sebenarnya sangatlah penting.
(d)
Para Tipe Kinestis ingin mencoba dulu, baru kemudian membaca apa yang baru saja
mereka lakukan. Buku teks dan kuliah hanya membantu sedikit. Selain itu, novel
action atau laga memotivasi mereka.
(e)
Seorang Kinestis perlu terlibat secara fisik dalam apa yang mereka pelajari.
Kegiatan langsung: membuat model atau contoh, menjalani proses, atau secara
fisik memeragakan skenario adalah hal-hal yang membantu pembelajar Kinestesis
untuk memperoleh dara yang mereka perlukan.
(f)
Seorang Pembelajar Kinestesis akan lebih memilih memeragakan sesuatu daripada
menggambarkanya atau menguraikan secara verbal.
Dari
ketiga gaya tersebut beberapa usaha yang dapat dilakukan pendidik dapat
ditunjukan pada Gambar di bawah ini.
Gaya Belajar
|
Gunakan
|
Visual
|
•
Gerakan
tubuh/body language
•
Buku,
majalah
•
Grafik,
diagram
•
Peta
pikiran/mind mapping
•
OHP/Komputer
•
Poster
•
Kolase
•
Flow
chart
•
Highlighting (memberikan warna pada bagian yang dianggap
penting)
•
Kata-kata
kunci yang dipajang di sekeliling kelas
•
Tulisan
dengan warna yang menarik
•
Model/peralatan
|
Auditori
|
•
Suara
yang jelas dengan intonasi yang teparah dan bertenaga
•
Membaca
dengan keras
•
Pembicara
tamu
•
Sesi
tanya jawab
•
rekaman
ceramah/kuliah
•
Diskusi
dengan teman
•
Belajar
dengan mendengarkan ortu
•
menyampaikan
informasi
•
Kuliah
•
Permainan
peran (role play)
•
Teknik
Mnemonics
•
Musik
•
Kerja kelompok
|
Kinestetik
|
•
Keterlibatan
fisik
•
Field
trip
•
Membuat
model
•
Memainkan
peran/skenario
•
Highlighting
•
Tick It
•
Berjalan
•
Membuat
peta pikiran
•
Menggunakan
gerakan tubuh untuk menjelaskan sesuatu
|
b. Pendekatan Multiple
Intelliggenses
Dalam beberapa tahun terakhir, profesor pendidikan dari Harvard, Howard
Gardner, telah menjadi salah satu dari banyak orang yang memberikan kontribusi
penting terhadap pengertian kita tentang kecerdasan manusia. Dia mengembangkan
teori kecerdasan majemuk (Multiple Intelliggenses / MI) yang berbasis
pada penelitian neurobiologis, yang menyatakan bahwa otak manusia adalah organ
yang sangat kompleks dengan kapasitas yang jauh lebih besar untuk belajar
ketimbang saat ini dipakai manusia. Awalnya, Gardner mendefinisikan paling
tidak tujuh kecerdasan berbeda yang kesemuanya bekerja sama dalam otak secara terpadu
meskipun masing-masing bisa diidentifikasi dan mampu mengalami peningkatan, ( Gardner 1999)
Tujuh kecerdasan asli yang dijelaskan oleh Gardner adalah:
Kecerdasan linguistik(bahasa) : kemampuan membaca dan menulis dengan baik. Orang yang kuat dalam
wilayah ini juga memiliki ketrampilan mendengar yang sangat berkembang ,
perbendaharaan kata yang luas, dan ejaan terasa mudah bagi mereka.
Kecerdasan logika-matematika : kemampuan untuk berpikir, menghitung, dan menangani pemikiran logis.
Orang yang kuat dalam wilayah ini sangat mampu menganalisis dan mengklarifikasi
informasi, membuat teori, dan menciptakan pola-pola dan hipotesis-hipotesis.
Kecerdasan visual-spasial :
kemampuan berpikir dalam gambar dan citra, melihat segala sesuatu dalam
keterkaitannya dengan yang lain, mengarahkan, mengambil foto-foto yang bagus ,
dan merasakan dunia visual dengan tepat. Orang yang kuat dalam wilayah ini
sering memiliki ketrampilan melukis dan memahat, bahkan dengan sedikit saja
melihat atau tidak sama sekali.
Kecerdasan
musikal : kemampuan menyanyi, memainkan alat musik membuat komposisi,
mengapresiasi dan menghasilkan irama, titi nada, dan bentuk-bentuk ekspresi
musik. Orang yang kuat dalam wilayah ini bisa menyuarakan suatu nada, memiliki
telinga musikal yang baik dan peka akan suara-suara sekelilingnya.
Kecerdasan jasmani-kinestetik : kontrol
dari gerakan tubuh dan kapasitas untuk menangani objek-objek dengan sangat
terampil memungkinkan orang tersebut mengekspresikan diri secara fisik, aktif
dalam berolahraga, dam mengetahui berbagai hal melalui tubuh mereka. Gerakan
dan kegiatan fisik menjadi sangat penting bagi mereka.
Kecerdasan interpersonal :
kemampuan untuk bekerja dan berinteraksi secara peka dengan orang lain,
memiliki tanggung jawab sosial dan rasa iba. Orang yang kuat dalam wilayah ini
daoat mendengarkan secara efektif, bernegosiasi, menangani konflik,
bekerjasama, dan bergaul akrab dengan kelompok-kelompok orang seragam.
Kecerdasan mtrapersonal : kemampuan
mengakses dan memahami perasaan terdalam, kelemahan, kekuatan, dan hasrat
seseorang, mengingat-ingat pengalaman, memikirkan pemikiran (metakognisi), dan
membedakan kondisi-kondisi emosi didalam diri manusia. Orang ini sering kali
memiliki pendapat yang kuat dan lebih suka dibiarkan sendiri.
Berdasarkan ketujuh kecerdasan tersebut,
maka yang dapat diusahakan pendidik adalah sebagai berikut:
1)
Kecerdasan Linguistik
a.
Kurangi waktu bicara anda dan beri
kesempatan lebih banyak untuk murid berbicara
b.
Libatkan diskusi, debat,
collaborative learning
c.
Beri kesempatan pada anak untuk
menjelaskan pengertiannya dengan menggunakan bahasanya sendiri
d.
Gunakan teknik kata atau kalimat
kunci
e.
Ajarkan dan minta anak untuk
menyusun presentasi atau makalah
f.
Ajarkan pada anak teknik berbicara
dan mendengar yang baik dan benar
2)
Kecerdasan Matematika dan Logika
a.
Jelaskan langkah yang anda gunakan
dalam mengajar dan jelaskan mengapa anda menggunakan cara tersebut
b.
Sering-sering menggunakan angka
atau permainan yang melibatkan angka
c.
Carilah hubungan antara matematika
dan praktek kehidupan sehari-hari
d.
Ajarkan cara melakukan
kategorisasi, klarifikasi, prioritas dan ketrampilan memprediksi
e.
Ajarkan metode pemecahan masalah
yang dapat digunakan dalam berbagai disiplin ilmu dan keadaan
f.
Promosikan permainan yang
melibatkan kemampuan berpikir lateral, misalya dengan memberikan lateral
thingking puzzle
3)
Kecerdasan Visual dan Spasial
a.
Gunakan poster atau peta pikiran
sebagai referensi
b.
Ganti poster atau peta pikiran
secara rutin
c.
Ajarkan cara membuat peta pikiran,
poster, flowchart atau grafik untuk melengkapi kemampuan murid dalam mencatat
d.
Gunakan model atau alat peraga
e.
Beri tugas yang melibatkan
pembuatan gambar atau poster
f.
Gunakan tubuh anda sebagai alat
bantu visual dan spasial dalam menyampaikan materi pembelajaran.
4)
Kecerdasan Musikal
a.
Gunakan musik sebagai tanda waktu
untuk mengerjakan tugas, untuk memulai dan mengakhiri sesi pembelajaran, atau
mengubah mood untuk meningkatkan energi relaksasi
b.
Gunakan musik untuk mengingat
materi
c.
Ajarkan dan tingkatkan
ketertarikan murid pada musik melalui pelatihan atau kegiatn ekstrakulikuler
d.
Beri kesempatan kepada murid untuk
menceritakan musik kesukaannya, mengapa ia suka pada musik itu dan izinkan ia
memainkan atau mendengarkan musik itu dikelas
e.
Bermain dengan musik atau lagu
dengan cara mengubah lirik, tempo,nada, volume, keras-lembut, sebagao bagian
eksplorasi ke dunia musik.
f.
Memainkan berbagai jenis lagu atau
musik dan meminta murid untuk menjelaskan apa yang mereka rasakan.
5)
Kecerdasan Jasmani – Kinestetik
a.
Libatkan fisik secara umum dalam
pembelajaran
b.
Lakukan rehearsal melalui gerakan,
permainan peran, simulasi, dan kegiatan praktis lainnnya
c.
Berikan rehat fisik secara rutin
sambil melakukan permainan, seperti Brain Gym
d.
Beri kesempatan pada murid untuk
mengungkapkan pengertiannya dengan membuat atau memanipulasi obyek
e.
Buatlah montase atau mural
f.
Tetapkan target untuk meningkatkan
diri dalam bidang olahraga atau kecakapan yang melibatkan kemampuan koordinasi
tubuh
6)
Kecerdasan Interpersonal
a.
Kembangakan kerjasama diantara
murid
b.
Lakukan pengelompokan secara acak
maupun dengan kriteria tertentu
c.
Jelaskan cara anda melakukan
pengelompokan dan ragam dari metode pembelajaran yang anda gunakan
d.
Ajarkan pada murid bagaimana
bersikap dan bermain dengan rekannya
e.
Tetapkan aturan kelas bersama
dengan murid
f.
Tetapkan tujuan pembelajaran dan
bekerjasama mencapai tujuan itu
7)
Kecerdasan Intrapersonal
a.
Sediakan waktu yang cukup untuk
melakukan refleksi dan berpikir
b.
Bersikap sabar dan menjawab
pertanyaan yang bersifat terbuka dan filosofis (membutuhkan jawaban mendalam)
c.
Pelajari filosofi untuk anak-anak
dan mulai menggunakannya sebagai tambahan materi pelajaran
d.
Perhatikan dan hargai perasaan dan
memotivasi sebagai bagian dari kesempatan berbagi cerita, pengalaman dan kesan
e.
Gunakan peta pikiran dan tembok
aspirasi / mural
f.
Gunakan lebel positif untuk setiap
anak
8)
Kecerdasan Naturalis
a.
Belajar di alam terbuka
b.
Mempelajari kejadian alam seperti
gempa bumi, gunung meletus, hujan dan banjir, pasang surut air laut dan apa
implikasinya bagi umat manusia
c.
Mempelajari faktor-faktor yang
mempengaruhi ekosistem
d.
Mempelajari pengaruh perbuatan
manusia terhadap alam, baik itu pengaruh positif maupun negatif, langsung
maupun tidak langsung
e.
Memelihara hewan atau tanaman
disekolah/ kelas dan berinteraksi dengan mereka secara rutin
f.
Melakukan perjalanan ke
lingkungan, misalnya ke kebun raya atau taman safari
c. pendekatan berdasarkan wilayah otak
Ada pengaruh dominasi otak kanan dan
otak kiri terhadap gaya belajar. Pengaruh ini disebabkan karena fungsi-fungsi
dasar yang berbeda dari belahan otak tersebut. Gaya belajar dipengaruhi oleh
adanya dominasi otak kiri dan otak kanan. Menurut Barbara Prasgnig (2007)
fungsi-fungsi dasar tersebut adalah seperti Gambar 4.2. berikut.
BELAHAN KIRI
|
BELAHAN KANAN
|
ANALITIS
Terpecah
menjadi detail-detail dan bagian
bagian
komponen.
FOKUS
Memusatkan
perhatian pada detail kecil.
SERIAL
Auditori.
Logika. Bahasa. Matematika.
|
PANDANGAN UMUM
Melihat seluruh
Gambar Besar. Mengaitkan seluruh situasi. Tidak memandang pada detail.
Memadukan.
MENYEBAR
Menyebar ke
seluruh area yang luas.
|
COBA
Kontrol dan
upaya dalam kesadaran. Ego,
Ekspresi,
Perjuangan.
MEMERINCI
Memahami segala
sesuatu melalui langkah demi
langkah dan
bagian demi bagian.
TEMPORAL
Memerhatikan
waktu, meruntut sesuatu satu demi satu.
LOGIS
Menarik
kesimpulan berdasarkan logika: yang
satu mengikuti
yang lain secara logis misalnya,
sebuah teori
matematika atau artikel yang
dikemukakan
dengan baik.
|
SIMULTAN
Relasi spasial.
Visual. Irama dan aliran Musik.
REFLEKS
Irsting
pertahanan diri, Impuls, Bawah
sadar.
Reseptif.
SINTETIS
Menyatukan
segala sesuatu bersama-sama untuk
membentuk
keseluruhan.
NON-TEMPORAL
Tanpa pengertian
waktu.
INTUITIF
Membuat
lompatan-lompatan wawasan, sering
didasarkan pada
pola-pola yang tidak lengkap,
prasangka,
perasaan, atau citra visual.
|
Berdasarkan
penelitian terhadap gaya model belajar dari Dunn dan Dunn telah membuktikan
bahwa tipe orang yang memproses dengan otak-kiri lebih menyukai lingkungan
belajar dan bekerja yang: sunyi,
pencahayaan yang terang, dan dirancang secara formal. Mereka tidak memerlukan
makanan camilan, dan bisa belajar atau bekerja dengan kondisi terbaik saat
sendiri atau dengan kehadiran figur yang berwenang.
Sebaliknya,
kebanyakan tipe orang yang memproses otak-kanan lebih menyukai “pengalihan”,
kebisingan atau musik, pencahayaan redup, rancangan informal, makanan camilan,
mobilitasdan interaksi dengan rekan lain di tempat kerja atau selama belajar
atau ketika sedang berkonsentrasi.
Walaupun
demikian, mereka yang mampu mengintregrasikan penggunaaan kedua belahan otak jelas
dalam keadaan yang lebih baik karena mereka mampu memanfaatkan fleksibilitas
untuk menyesuaikan diri dalam situasi apapun yang memerlukan ketrampilan
berpikir secara logis, analitis,
sekuensial (berurutan), atau pendekatan holistis, simultan dan intuitif.
3. Cara
belajar yang efektif dan efisien
Keberhasilan sesorang dalam belajar ditentukan oleh bagaimana
ketrampilan orang tersebut didalam kegiatan belajarnya. Seorang siswa dalam
situasi belajar harus trampil dalam menciptakan suasana yang kondusif untuk
pencapaian tujuan belajarnya. Ketrampilan dalam belajar ini menyangkut tentang
cara-cara belajar yang efektif dan efisien, sebab banyak siswa gagal dalam
belajarnya dikarenakan tidak mengetahui cara yang baik dan tepat untuk belajar.
Kegagagalan itu sebenarnya tidak perlu terjadi karena didalam diri siswa
terdapat potensi yang mungkin bila dibina akan mendapatkan suatu sukses yang
gemilang.
Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif siswa perlu memperhatikan
beberapa hal yang sangat berpengaruh.
a. Kondisi
Internal
yaitu kondisi yang ada didalam diri individu
itu sendiri, misalnya: kesehatannya, ketentramannya, dan sebagainya. Siswa
dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan-kebutuhan internalnya dapat
dipenuhi. Kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi, antara lain:
1.
Kebutuhan
Psysiologis
Yaitu kebutuhan jasmani, misalnya kebutuhan
makan. Untuk dapat belajar dengan efektif dan efisien siswa harus sehat jangan
sampai sakit yang mengganggu kerja otak yang mengakibatkan terganggunya kondisi
dan konsentrasi belajar seseorang.
2.
Kebutuhan
akan keamanan
Manusia membutuhkan ketentraman dan
keamanan jiwa. Perasaan kecewa, dendam, takut akan kegagalan, ketidakseimbangan
mental dan goncangan-goncangan emosi yang lain dapat mengganggu kelancaran
belajar seseorang. Oleh karena itu agar cara belajar siswa dapat ditingkatkan
kearah efektif maka siswa harus dapat menjaga keseimbangan emosi, sehingga
perasaan aman dapat tercapai dan pikiran dapat dipusatkan pada materi yang
ingin dicapai.
3.
Kebutuhan
akan status
Misalnya keinginan akan keberhasilan.
Tiap orang akan berusaha keinginannya dapat
berhasil. Untuk kelancaran belajar, siswa perlu optimis, percaya akan kemampuan
diri, dan yakin bahwa ia dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Lagi pula
siswa harus yakin bahwa apa yang dipelajari
adalah merupakan hal-hal yang kelak akan berguna bagi dirinya.
4.
Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta
Manusia dalam hidupnya membutuhkan kasih
sayang dari orang lain. Disamping itu ia akan merasa bahagia apabila dapat
membantu dan memberikan cinta kasih pada orang lain pula. Keinginan untuk
diakui sama dengan orang lain merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi.
Oleh karena itu belajar dengan cara berkelompok dapat meningkatkan pengetahuan
dan ketajaman berpikir. Untuk itu diperlukan berpikir yang terbuka, kerjasama,
memilih materi yang tepat, dan ditunjang dengan contoh-contoh nyata.
5.
Kebutuhan self-actualization
Tap orang tentu berusaha untuk memenuhi
keinginannya yang dicita-citakannya. Oleh karena itu siswa harus yakin bahwa
dengan belajar yang baik akan dapat membantu tercapainya cita-cita yang
diinginkannnya.
b. Kondisi
Eksternal
Faktor external antara lain adalah
lingkungan fisik. Lingkungan fisik antara lain : Tempat belajar, pencahayaan,
suhu dan suara. Pengaturan kondisi external yang efektif adalah yang sesuai
dengan kondisi (tipe/gaya) peserta didik. Selain itu para peserta didik perlu
diberi bantuan agar mereka dapat belajar secara efektif.
Layanan bantuan seyogyanya diberikan kepada para siswa adalah bimbingan
belajar. Bimbingan belajar ini meliputi beberapa kegiatan layanan, baik yang
bersifat preventif diantaranya dengan pemberian layanan informasi sebagai
berikut:
-
Sikap dan kebiasaan belajar yang
positif
-
Cara membaca buku yang efektif
-
Cara membuat catatan pelajaran
-
Cara mengikuti kegiatan belajar di
dalam dan di luar kelas
-
Cara belajar kelompok
-
Teknik menyusun laporan
CARA
MENGECEK GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK
Mengapa ? Karena semua murid berbeda-neda.
Mereka belajar dengan cara yang benar-benar berbeda, dan hal ini memiliki efek
besar pada tingkat pencapaian dan kepercayaan diri mereka. Jadi, bagaimana guru dapat mendeteksi gaya
belajar siswa sehingga dia dapat bekerja secara efektif ? Setidaknya ada empat
cara melakukan hal ini, meskipun saran-saran ini diikuti peringatan kesehatan
yang serius.
1.
Melalui pengamatan
Mengamati dengan jadwal
merupakan pekerjaan penuh waktu yang membutuhkan konsentrasi total, jadi beri
Anda sendiri kesempatan untuk melakukannya dengan baik dengan cara :
a.
Merekam video pelajaran Anda dan
menontonnya di rumah.
b.
Mengunjungi kelas target di
pelajaran orang lain dimana Anda benar-benar bebas dari tanggung jawab mengajar
dan mengatur tingkah laku para peserta didik.
Sebenarnya,
satu gambaran akurat tentang gaya belajar siswa akan di dapat hanya melewati
waktu yang cukup panjang. Pengamatan yang jarang tidak akan berhasil : ada
terlalu banyak variabel yang mengganggu perilaku yang mengindikasi gaya
belajar. Tetapi, Anda dapat lewat jalan pintas proses tersebut dengan secara sengaja
mengatur siswa Anda dengan serangkaian tugas terbuka yang memungkinkan
bermacam-macam respons pribadi. Contohnya :
a. Jelaskan bagaimana arah jalan
dari sekolah ke rumah.
Beberapa siswa akan
menggambar peta(visual), lainnya akan menulis serangkaian instruksi(kinestetik),
lainnya akan menjelaskan secara lisan dengan banyak gerakan dan isyarat
tangan(auditori). yang digerakkan,
baterai ?
Beberapa akan melihat
buku (visual), lainnya akan bertanya
pada teknisi elektro (auditori), lainnya akan membongkar jam dan mencoba meng
Bagaimana kamu dapat mengetahui cara kerja jam etahuinya sendiri (kinestetik) dan yang lain akan meminta guru
menjelaskannya dengan diagram dan komponen (visual dan auditori).
2.
Melalui kuisioner
Kuisioner gaya belajar
Pernyataan yang paling sesuai dengan
siswa (Skor 4), cukup sesuai berikutnya Skor 3, kurang sesuai Skor 2, sangat
kurang sesuai atau tidak cocok Skor 1.
S
k
o
r
|
S
k
o
r
|
S
k
o
r
|
S
k
o
r
|
|||||
A
|
Saya suka diberi
masalah untuk dipecahkan
|
Saya suka
membicarakan hal-hal melalui orang lain
|
Saya suka
melakukan pekerjaan praktis.
|
Saya suka
membaca.
|
||||
B
|
Saya suka mencari
jawaban untuk saya sendiri
|
Saya banyak
menggunakan imajinasi saya
|
Saya suka
diberi tahu dengan
tepat apa yang harus dilakukan
|
Saya senang
bekerja sendiri
|
||||
C
C
|
Saya suka banyak
ide
|
Saya paham
perasaan orang lain
|
Saya suka
melakukan satu langkah pada satu waktu
|
Saya suka
mengetahui
sesuatu dari buku
dan dumber lain
|
||||
D
|
Saya suka mencoba
ide-ide walaupun
orang
menganggapnya
aneh
|
Saya suka drama,
seni dan musik.
|
Saya tidak suka
diatur
|
Saya
mempertimbangkan ide-ide berbeda
|
||||
E
|
Saya suka mencari
tahu cara kerja sesuatu
|
Saya suka kerja
yang menyenangkan
|
Saya memberi
perhatian pada detail
|
Saya bersemangat
melakukan kerja tertulis
|
||||
F
|
Saya suka
mempunyai sesuatu
untuk menunjukkan usaha saya
|
Saya suka kerja
mengenai orang-orang
|
Saya suka
membetulkan sesuatu
|
Saya mengorganisir
studi dengan hati-hati.
|
||||
Merah
|
Biru
|
Hijau
|
Kuning
|
Merah
Kuning Biru
Hijau
Dasar untuk empat kategori muncul dari karya Kolb,
McCarthy , Butler dan Gregorc. Riset ini mengungkap ide dasar bahwa ada dua
proses mental yang terlibat dalam belajar, satu berkaitan dengan menguasai dan
lainnya berkaitan dengan menyortir dan menyimpan data baru.
Jika kedua
continuum digabung secara tegak lurus, jadilah empat gaya belajar yang bisa
dilakukan.
Merah è fisik,
konkret, tidak terstruktur, tidak terbatas, praktis, investigatif.
Biru è punya
banyak ide, tidak terstruktur, terbuka, reflektif, kreatif, manusiawi.
Hijau è
terstruktur, praktis, dipandu, mengerjakan, tepat.
Kuning è
berpikir, terstruktur, akademis, masuk akal, suka riset.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Belajar adalah proses aktif dari pelajar menyangkut aktivitas
fisik dan mental yang diimbangi dengan perasaan. Kemampuan belajar tiap
individu berbeda karena perbedaan faktor hereditas (bakat, tingkat kecerdasan),
minat, umur, pengalaman, tingkat pendidikan, keadaan fisik. Belajar dilakukan
melalui indera karena indera merupakan pintu masuknya semua rangsangan
(stimulus) belajar yang datang kepada seseorang. Semakin banyak indera
dilibatkan akan semakin baik hasil belajarnya. Tidak semua peserta didik
memproses informasi dengan cara yang sama. Mereka mempunyai gaya dan cara
sendiri yang unik. Gaya belajar adalah cara yang paling lebih disukai dalam
melakukan kegiatan (belajar), memproses dan mengerti suatu informasi.
Ada tiga pendekatan belajar yaitu: (a) Pendekatan
referensi sensoris, yang dibedakab menjadi tiga yaitu; visual, auditif dan
kinestetik. (b) pendekatan belajar profil kecerdasan dibedakan menjadi;
linguistik,logika matematika, visual spasial, musikal, jasmani-kinestetik,
interpersonal, intrapersonal, dan naturalis. (c) Pendekatan berdasarkan dominasi
otak kanan dan otak kiri. Dibedakan; dominasi otak kanan dan dominasi otak
kiri.
Pemahaman tentang
gaya belajar dan cara belajar sangatlah penting dalam memaksimalkan proses
pembelajaran. Usaha yang dapat dilakukan dengan mnggunakan multi media yang bisa
mengakses semua indera, melayani semua kebutuhan peserta didik secara
individual. Dengan demikian peserta didik dapat belajar secara efektif dan
efisien. Disamping gaya dan cara belajar, faktor yang mempengaruhi efisiensi
dan efektifitas antara lain keadaan fisik dan psikologis peserta didik. Keadaan
fisik menentukan kesiapan untuk belajar misalnya kesehatan, kesegaran, cacat/
tidak keadaan psikologis meliputi semua kebutuhan baik fisik maupun psikologis.
Demikian pula lingkungan berpengaruh terhadap proses belajar, misalnya: suasana
ruangan, suasana sekolah, tempat pendidikan baik di sekolah maupun diluar
sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Adi W Gunawan, Genius Hearning
Strategy (2004). Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.
Barbara Prashnig, the power of hearning styled (2007). Bandung. Mizan
Pustaka.
Hawari
dadang. Al’Quran ilmu kedokteran dan
kesehatan jiwa. (1997). Jogjakarta. Dana Bakti Prima Yasa
Hurlock
A B. Psikologi Perkembangan (1994).
Jakarta. Erlangga.
Kartadinata,
Sunaryo. Bimbingan di sekolah dasar,
(1998). Bandung Maulana.
Matermis
yamin, Sertifikasi proses keguruan di
Indonesia (2007), Jakarta. Gareng Persada Press.
Samsunuwiyati
Mar’at, Psikologs perkembangan (005),
Bandung PT. Remaja Rasdakarya.
Sarlito
Wirawan Sarwono. Psikologi perkembangan
anak dan remaja (2002). Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.
Umar
Tetraraharja & S.L La Sulo, Penghantar pendidikan(2005), Jakarta PT. Asdi
Mahasatya.
Ws
Sarlito. Penghantar umum psikologis, (1976). Jakarta. Bulan Bundar.
0 comments:
Post a Comment